Dini Hendarsih

Survivor Kanker Ovarium

Sumber: Majalah Trubus

 

“Setelah operasi kista, saya divonis kanker ovarium stadium IIIC dan harus menjalani kemoterapi rutin 3 minggu sekali setelah operasi.  Namun, saya bersyukur mulai rutin mengonsumsi suplemen jamur maitake. Terbukti, selama menjalani kemoterapi, saya tidak merasakan efek samping yang berarti, apalagi dibandingkan pasien kanker pada umumnya. Empat bulan setelah menjalani kemoterapi, dokter menyatakan saya sudah terbebas dari kanker. Bahkan hingga hari ini pun, kondisi kesehatan saya semakin membaik.”

Sujarwoko

Mantan Penderita Diabetes

Sumber: Majalah Trubus

 

Tahun 2005, berat tubuh Sujarwoko anjlok, tubuhnya sering lemas, lapar dan haus. Ia didiagnosis menderita diabetes mellitus. Sujarwoko sempat diberi obat diabetes, namun beberapa gejala tersebut masih dirasakan. “Saya susah tidur nyenyak karena badan terasa panas, tenggorokan juga sering sakit.” Gejala ini ia rasakan sampai 10 tahun.

Pada 2015, istrinya menyarankan untuk rutin mengonsumsi suplemen jamur maitake. Setelah sebulan, kondisinya mengalami banyak perbaikan. Ia mampu tidur nyenyak dan beraktivitas dari pagi sampai siang dan tanpa merasa lelah. Gejala-gejala tersebut kini tak dirasakannya lagi. “Saya seperti orang normal yang tidak sakit gula saja,” tuturnya.

Anonymous

Sumber: Buku Maitake Trubus

 

Seorang perempuan 45 tahun mengalami kanker payudara berukuran 1,8 cm. Pada 1992 ia menjalani operasi pengangkatan tumor dan menjalani kemoterapi hingga Februari 1994. Namun pada April 1994, kanker kembali terdeteksi. Benjolan berdiameter 0,9 cm kembali bersarang di payudaranya. Kali itu ia menolak untuk operasi dan lebih memilih mengonsumsi 100 mg MD-fraction murni dan 5 gram tablet bubuk maitake setiap hari. Setelah 6 bulan menjalani terapi, dosis MD-fraction dikurangi menjadi hanya 50 mg per hari. Hasil pemeriksaan pada Mei 1995, tumor tidak terdeteksi lagi.

Muniarti

Survivor Kanker Kelenjar Rahim

Medan, Indonesia

 

“Sewaktu saya melakukan pap smear rutin tahun 1996. Dokter menyimpulkan pembesaran kelenjar sekitar rahim saya harus segera ditangani. Sayang, waktu itu saya tidak serius menanggapinya. Sungguh mengagetkan, tahun 2001  saya mengalami perdarahan di daerah kewanitaan dan dokter memvonis kanker kelenjar rahim! Dokter menyarankan saya melakukan 4 kali kemoterapi dan 25 kali penyinaran yang membuat saya takut dan bimbang.

Di tengah keraguan itu, saya disarankan mengonsumsi suplemen jamur maitake sebagai pendamping kemoterapi. Luar biasa! Kemoterapi yang saya takutkan ternyata tidak “menyiksa” saya. Saya tidak mengalami rambut rontok, mual, kurus, tidak nafsu makan, pusing, muntah dan efek lainnya. Dan kanker kelenjar rahim pun sirna! Pengalaman mengharukan ini kemudian saya ceritakan kepada pasien kanker lain agar mereka mengikuti jejak saya.”